Transformasi Pola Konsumsi Ritel Selama Pandemi

Ritel merupakan suatu kebutuhan untuk masyarakat untuk penuhi kebutuhan sehari hari. Semenjak Organisasi Kesehatan Dunia( World Health Organization) mengumumkan status wabah virus corona ataupun Covid- 19 menjadi pandemi, pemerintah Indonesia menghimbau supaya masyarakat beraktifitas di rumah saja sebagai upaya memerangi pandemi Covid- 19. Keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah pasti berakibat besar buat para pengusaha, khususnya ritel.

Gambar : unsplash.com


Dikala krisis pandemi semacam sekarang ini, konsumen sudah mengganti pola perilakunya jadi mode bertahan hidup serta lebih konservatif. Apalagi konsumen jadi lebih berjaga- jaga serta lebih ingin buat berada di dalam rumah daripada keluar cuma hanya buat berbelanja ataupun makan di luar.

Dampaknya, ada sebagian sektor yang terserang imbas penurunan serta beberapa zona hadapi kenaikan. Sebagian contoh usaha yang hadapi kemerosotan seperti industri pariwisata, penerbangan, kuliner, olahraga dan ritel. Berbanding terbalik dengan industri diatas beberapa usaha yang malah hadapi kenaikan yang signifikan di bidang e- commerce serta delivery ataupun jasa pengiriman.

Retail ataupun yang kerap disebut dengan ritel merupakan suatu proses penjualan produk( benda serta jasa) langsung ke konsumen akhir dalam jumlah yang relatif kecil serta digunakan buat konsumsi individu. Kata ritel sendiri berasal dari bahasa Perancis“ Ritelier” yang maksudnya adalah memotong ataupun memecah sesuatu.

Dengan kata lain penjual bisa menjual benda dagangannya dengan cara“ eceran”. Berdasarkan format ataupun ukurannya ritel dibagi menjadi beberapa tipe. Seperti dituangkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2017 tentang Penataan serta Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan serta Toko Modern.

Berikut merupakan sebagian perubahan pola konsumsi yang berlangsung pada saat pandemi berlangsung apalagi terdapat kemungkinan pola ini berlangsung hingga selamanya. Ayo kita bahas pola- pola berikut:


Lebih Fokus Terhadap Nilai

Seperti yang kita ketahui, pada saat ini konsumen lebih berfokus terhadap produk yang mempunyai nilai guna yang lebih berguna buat kehidupannya. Mereka cenderung mengenyampingkan ego serta sifat konsumtif mereka.

Bukan cuma nilai fisik benda saja, namun untuk disaat ini mereka pula memberlakukan nilai- nilai intangible seperti pengetahuan. Disaat ini telah banyak orang yang mengenali bagaimana persaingan kerja semakin ketat.


Membangun Rasa Kepedulian Terhadap Konsumen

Disaat semacam ini, para konsumen tidak lagi hirau dengan suatu brand ataupun merk dagang. Selaku pelaku usaha di dunia ritel, Kamu wajib mempersiapkan ataupun lebih tingkatkan brand awareness saat serta pasca- pandemi.


Terdapat beberapa cara buat meningkatkan brand awareness, seperti:

  • Membuat loyalty untuk para konsumen
  • Melaksanakan social responsibility
  • Menciptakan suatu campaign

Hal- hal semacam itu akan menolong masyarakat sadar akan brand ataupun merk dagang Kamu mempunyai nilai yang sangat baik.


Konsumen Beralih Buat Berbelanja Secara Online

Semenjak pandemi, pola belanja warga berubah ekstrem dari yang awal mulanya mendatangi toko fisik( offline) bergeser ke sistem elektronik( online). Apalagi saat sebelum terjalin pandemi seperti disaat ini, pangsa pasar online semacam e- commerce yang dulu sangat diminati oleh kalangan milenial saat ini sudah memasuki ke seluruh kalangan, sehingga pasar online bisa dinikmati oleh seluruh kalangan.

Dulu orang dengan umur 40 tahun keatas lebih cenderung berbelanja ke supermarket/ hypermart sebab bisa memandang benda secara fisik serta memilah benda tersebut. Namun pada saat pandemi serta pasca- pandemi semacam saat ini ini mereka lebih cenderung menikmati berbelanja secara online


Group Buying

Group buying yang sangat populer pada tahun 2010 dulu bersamaan zaman mengalami kemunduran. Kemunduran itu terjalin sebab banyak produk di e- commerce telah banyak yang murah.

Dikala terjadinya pandemi ini banyak produk yang mulai menaikkan harga jual sebab harga produksi yang besar serta inflasi yang berlangsung disaat ini. Belum lama ini group buying kembali muncul selaku inovasi setelah beberapa tahun menghilang. Sebab kesulitan ekonomi yang dirasa disaat ini, para konsumen tidak ingin menghabiskan uang dengan membeli satu produk yang sama dengan kuantitas yang banyak supaya menemukan harga yang lumayan murah.

Group buyer bisa diaktifkan supaya banyak orang yang membeli produk yang sama dengan kamu serta akan memperoleh potongan harga yang cukup baik. Umumnya group buyer berlaku untuk 2 ataupun 4 orang dalam satu group dengan item yang sama.


Dengan demikian bisa disimpulkan kalau dampak pandemi terhadap warga Indonesia membuat pergantian baik dari pola pikir konsumen yang jadi lebih perhatian terhadap kesehatan serta kebersihan dengan mengaku menjadi lebih sering mengkonsumsi produk kesehatan serta lebih kerap mengkonsumsi minuman bervitamin, dan lebih memilih berbelanja secara online.

Tentang ini juga merubah para pelaku usaha ritel dalam suasana disaat ini supaya bisa menghasilkan peluang buat tetap menjalankan bisnis mereka serta pada saat yang sama menolong konsumen mencukupi kebutuhan sehari hari. 


Sumber : https://www.paper.id/blog/bisnis/ritel-adalah/

To Top